Jika Anak Bertanya Kenapa Harus Sholat, Puasa, Zakat Dll, Begini
Jawabnya!
"Sayang, ayo kita shalat. Tuh dengar adzan telah berbunyi," ujar
seorang ibu kepada anaknya yang tengah asyik nonton televisi.
"Sebentar lagi dong, ini lagi seruserunya," jawab sang anak. Ibu itu
kemudian mendekat, "Sayang, tidak baik menundanunda shalat.
Ini kan haknya Allah.
Ayo matikan tivinya!" "Iya deh," jawab sang
anak sambil beranjak dari tempat duduk. Ia terlihat sangat kecewa
karena harus meninggalkan televisi.
Selama di kamar mandi, si anak terus menggerutu. "Ah..Ibu, tiap
hari menggangu saja. Lagi enakenaknya nonton disuruh shalat.
Lagi seneng senengnya main disuruh shalat. Lagi nyeyak tidur
disuruh shalat. Harus baca Quran lah. Harus ikut pengajian lah.
Harus ini … harus itu …! Bikin pusiiiing.
* * *
Usai shalat berjamaah, anak itu bertanya dengan nada protes. "Bu,
kenapa sih kita harus shalat, harus puasa, harus baca AlQuran,
dan harus belajar?
Bukankah itu mengganggu kesenangan kita?
Lagi pula, menurut saya, semua itu tidak ada gunanya, tidak
mendatangkan hasil." Si Ibu sedikit terkejut mendengar pertanyaan
itu. Ia pun terdiam beberapa saat.
Ada sedikit kemarahan yang
muncul dalam hatinya. Tapi ia segera sadar bahwa yang bertanya
adalah anak kecil, yang belum tahu apaapa selain main dan
bersenangsenang.
Sang Ibu beranjak mengambil sebuah lampu yang menempel di
dinding kamar anaknya. Sesaat kemudian ia berkata, "Anakku
sayang, kamu lihat lampu ini.
Ia begitu indah. Bentuknya lonjong
dengan dindingnya terbuat dari kaca yang bening.
Tiap malam
engkau bisa belajar, mengerjakan PR, dan nonton televisi, salah
satu sebabnya karena diterangi lampu ini."
"Sayang, tahukah kamu mengapa lampu
ni bisa menyala?" lanjut si
Ibu. "Ya, karena ada energi listrik yang berubah jadi cahaya," jawab
sang anak. "Benar sekali jawabanmu.
Lalu apa yang
menyambungkan lampu ini dengan sumber listrik tadi?" tanya si ibu
lebih lanjut. Sang anak pun menjawab dengan pasti,
"Yang
menyambungkan lampu dan sumber listrik adalah kabel." "Pintar
sekali kamu," timpal si Ibu memuji.
"Nah, sekarang kamu pasti tahu, bila tidak ada kabel pasti lampu ini
tidak akan nyala dan kamar ini pasti gelap. Bila demikian, ia tidak
akan ada manfaatnya lagi, dan kamu tidak bisa belajar dan nonton
tivi."
Sang Anak belum paham mengapa ibunya menceritakan lampu itu
kepadanya.
"Apa maksud Ibu?" tanyanya kemudian.
Ibu itu kembali berkata, "Anakku sayang, Allah itu sumber cahaya
dalam hidup. Kita adalah lampunya
Ibadah yang kita lakukan
menjadi kabel atau tali penghubungnya. Ibadah dapat
menghubungkan antara Allah dengan manusia, tepatnya antara
Allah dengan kita.
Bila tidak mau beribadah, hidup kita akan gelap.
Kita akan tersesat dan takkan berguna sedikit pun, seperti tak
bergunanya lampu yang tak bercahaya."
Ibu itu melanjutkan, "Jadi,
shalat, bersedekah, membaca AlQuran, ataupun belajar adalah
kabel yang akan menghubungkan kita dengan Allah."
Mendengar semua itu, sang anak tampak tertegun.
Dalam hatinya
timbul penyesalan akan sikapnya yang selalu menganggap remeh
ibadah. Ia pun berkata, "Kalau begitu aku tidak akan meninggalkan
shalat lagi dan akan membaca AlQuran tanpa harus disuruh. Bu,
maafkan saya ya!"
* * *
Jadilah seorang ibu, seorang mama, seorang ummi yang pandai
untuk anakanakmu.
Karena jika seorang ibu itu “pandai” Insya
Allah anaknya juga akan menjadi anakanak yang pandai.
Sekilas
cerita tersebut adalah salah satu gambaran pertanyaan yang
mungkin ditanyakan oleh anakanak kita.
Nah, kalau kita tidak “pandai” dan tidak paham dengan anakanak
kita, pasti yang keluar bukan jawaban dari pertanyaan yang
diajukan oleh anak kita,
tetapi kita akan memarahi anak kita dan
mengatakan kepadanya untuk DIAM dan tidak berbicara lagi. Ummi
seperti apakah kita?
Sumber : informasiislamhariini.com
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment